masukkan script iklan disini
Berita Viral Populer | PONOROGO - Nasib seseorang mampu berubah berkat kerja keras. Pria asal Ponorogo , Jawa Timur berjulukan Isnaini Faiz Prakoso menjadi seorang pengusaha sukses. Padahal , tadinya Isnaini yaitu seorang TKI yang bekerja di Korea Selatan.
Dilansir dari salah satu media nasional , pria yang erat disapa Pras ini mencoba mengadu nasib ke Korea Selatan usai lulus dari pesantren modern. Tak punya banyak uang , beliau berangkat ke Korea tahun 1996 dengan bermodalkan uang Rp1 ,4 juta.
Dia mengaku kepada salah satu media nasional , teman-temannya yang mampu mengenal budaya negara lain menginspirasinya. Kisah teman-temannya cukup membuat hati Pras tergerak untuk mengadu nasib. Dengan cita-cita , beliau mampu membeli sebuah rumah dan dapat penghasilan sebagai TKI di sana.
Pras karenanya berhasil mendapat pekerjaan di sana. Saat itu , gajinya cuma Rp1 juta per bulan. “Saya terinspirasi dari teman-teman yang mampu mengenal budaya negara lain , membeli rumah dan kendaraan dari penghasilan sebagai TKI. Akhirnya saya bulatkan tekad untuk menjadi TKI dan berangkat ke Korea ,” katanya kepada salah satu media nasional.
Sayang , beliau harus kembali ke Tanah Air alasannya perusahaan tempatnya bekerja di Negeri Ginseng itu gulung tikar terkena imbas krisis ekonomi. Usai pulang ke kampung halaman , beliau memutuskan untuk kembali bekerja ke luar negeri. Namun , kali ini beliau memutuskan untuk bekerja ke Taiwan.
Dari penghasilannya itu , beliau karenanya mampu membeli sebuah ruko. Dia lantas merenovasi ruko tersebut supaya mampu disewakan. Namun , perjuangan Pras kini gagal lagi alasannya uangnya sudah habis sebelum ruko selesai di renovasi. Dia pun hars kembali lagi ke Taiwan untuk mencari uang embel-embel supaya ruko miliknya segera selesai.
Usai mengumpulkan uang , beliau lantas kembali lagi ke Indonesia untuk membuka supermarket sendiri yang beliau beri nama A3 Mart. Tokonya ini bergotong-royong sederhana saja. Dia berjualan makanan dan sembako. Semuanya kebutuhan sehari-hari. Perlahan-lahan , perjuangan Pras berkembang sampai karenanya beliau mampu menerima omzet Rp50 juta per bulannya. Kisah Pras mantan TKI menjadi pandangan gres bagi banyak orang untuk memulai perjuangan dan menjadi sukses dalam urusan ekonomi kelas menengah.
Sumber : bintang.com
Dilansir dari salah satu media nasional , pria yang erat disapa Pras ini mencoba mengadu nasib ke Korea Selatan usai lulus dari pesantren modern. Tak punya banyak uang , beliau berangkat ke Korea tahun 1996 dengan bermodalkan uang Rp1 ,4 juta.
Dia mengaku kepada salah satu media nasional , teman-temannya yang mampu mengenal budaya negara lain menginspirasinya. Kisah teman-temannya cukup membuat hati Pras tergerak untuk mengadu nasib. Dengan cita-cita , beliau mampu membeli sebuah rumah dan dapat penghasilan sebagai TKI di sana.
Pras karenanya berhasil mendapat pekerjaan di sana. Saat itu , gajinya cuma Rp1 juta per bulan. “Saya terinspirasi dari teman-teman yang mampu mengenal budaya negara lain , membeli rumah dan kendaraan dari penghasilan sebagai TKI. Akhirnya saya bulatkan tekad untuk menjadi TKI dan berangkat ke Korea ,” katanya kepada salah satu media nasional.
Sayang , beliau harus kembali ke Tanah Air alasannya perusahaan tempatnya bekerja di Negeri Ginseng itu gulung tikar terkena imbas krisis ekonomi. Usai pulang ke kampung halaman , beliau memutuskan untuk kembali bekerja ke luar negeri. Namun , kali ini beliau memutuskan untuk bekerja ke Taiwan.
Dari penghasilannya itu , beliau karenanya mampu membeli sebuah ruko. Dia lantas merenovasi ruko tersebut supaya mampu disewakan. Namun , perjuangan Pras kini gagal lagi alasannya uangnya sudah habis sebelum ruko selesai di renovasi. Dia pun hars kembali lagi ke Taiwan untuk mencari uang embel-embel supaya ruko miliknya segera selesai.
Usai mengumpulkan uang , beliau lantas kembali lagi ke Indonesia untuk membuka supermarket sendiri yang beliau beri nama A3 Mart. Tokonya ini bergotong-royong sederhana saja. Dia berjualan makanan dan sembako. Semuanya kebutuhan sehari-hari. Perlahan-lahan , perjuangan Pras berkembang sampai karenanya beliau mampu menerima omzet Rp50 juta per bulannya. Kisah Pras mantan TKI menjadi pandangan gres bagi banyak orang untuk memulai perjuangan dan menjadi sukses dalam urusan ekonomi kelas menengah.
Sumber : bintang.com