Rabu 19 02 2025

Iklan

Masyallah ... Wahai Para Istri, Perlakukanlah Suamimu Dengan Baik! Banyak Istri Yang Menangis Setelah Baca Suara Hati Para Suami yang Tak Pernah Terucap ini!

Minggu, 13 Agustus 2017, Agustus 13, 2017 WIB Last Updated 2017-08-13T20:45:11Z
masukkan script iklan disini

Jika Anda yakni seorang suami, Anda mampu memperlihatkan ini pada istri Anda.

Jika Anda yakni seorang istri, bacalah baik­baik jikalau Anda mencintai suami Anda. 
Ada sebuah fenomena dimana dikala menginjak usia, suamilah yang meninggal lebih dulu daripada istri. Entah karena dikala menikah, umur laki­laki lebih renta daripada wanita, tetapi ternyata ada alasannya yakni lain yang menimbulkan pria lebih pendek umur daripada wanita!

Banyak orang menganggap bahwa laki­laki lebih berpengaruh daripada wanita, terutama dari dari segi fisik. Tetapi, mengapa lelaki cenderung lebih pendek umur daripada wanita?

Sebenarnya, lelaki tidaklah sekuat yang kita bayangkan. Mereka juga manusia, mampu mencicipi sedih, frustasi, depresi, tekanan, dan beban hidup, hanya saja mereka menyimpan itu semua di dalam hati. 

Yang kita lihat hanyalah sisi kuatnya, karena mereka menyembunyikan apa yang kita anggap "lemah" di mata kita. Mengapa lebih banyak pria yang merokok daripada wanita? Ini karena wanita cenderung lebih baik dalam menangani stres, menyerupai curhat pada sobat baik, berbelanja, bergosip, menangis dan lain­lain. 

Dalam norma sosial, wanita sepertinya lebih diperbolehkan untuk menunjukkan sisi lemahnya ketimbang pria. Wanita menangis itu wajar dan harus dikasihani, tetapi pria tidak boleh menangis. 

Apalagi setelah berkeluarga, tekanan pria menjadi semakin besar. Sebagai kepala keluarga, ia harus selalu tampil sebagai sosok yang berpengaruh di depan istri dan anak­anaknya. Wanita apabila sudah menikah tetap mampu mencurahkan isi hatinya kepada suami, orang renta atau teman­teman baiknya. Emosinya jadi lebih mudah tersalur sehingga membuat wanita lebih panjang umur daripada pria.

Lantas, bagaimana caranya biar suami juga mampu panjang umur? Apakah ada cara untuk meringankan beban/stres yang ia pikul? Ada! 

Pertama, sebisa mungkin ciptakanlah lingkungan rumah yang hangat dan santai, sehingga dikala suami pulang bekerja, ia mampu melepas lelah dan beristirahat dengan baik. Janganlah bertengkar verbal hanya karena masalah pekerjaan rumah tangga. 
Asal ada pembagian kerja yang baik, tidak akan jadi masalah. Apabila suami istri sibuk bekerja, carilah pembantu untuk meringankan beban pekerjaan rumah, dengan begitu semua orang mampu beristirahat.
Kedua, dikala suami menemui kesulitan di luar sana, meskipun pulang ia tidak berkata apa­apa, sebagai istri cobalah memberinya perhatian. Masaklah makanan kesukaannya, hibur ia dengan dongeng lucu atau setidaknya jangan mengomelnya atau memasang muka cemberut.
Setelah ia merasa lebih baik, kalian mampu berdiskusi apa masalahnya dan mencari solusinya. Sekalipun ia tidak ingin mengatakan yang bahwasanya atau tidak inginmengungkit masalah yang ia hadapi, tetaplah berusaha untuk menghiburnya hingga ia mau berbicara. Setidaknya, sebagai istri seharusnya membantu meringankan beban suami. Perhatian dan kelembutan istri yakni obat terbaik bagi suami.

Jika suami berbuat salah, jangan gunakan emosi atau nada marah karena hanya akan berujung pada pertengkaran. Yang mampu Anda lakukan yakni bersabar dan memaafkannya, demi menjaga perasaan juga keharmonisan keluarga. Boleh dikatakan, problem yang paling bikin pusing pasti tidak lepas dari soal uang dan kerjaan. Kalau tidang, mungkin konflik dengan orang lain atau dimarahi atasan.
masukkan script iklan disini
Ketiga, bujuklah suami Anda untuk tidak merokok atau minum-­minum. Sadarkan ia akan pentingnya kesehatan. Bila ia tidak memikirkan dirinya sendiri, setidaknya pikirkanlah Anda istrinya, juga anak­anak. Bila tidak ingin lebih cepat berpisah dengan keluarga, maka berhentilah merokok.
Keempat, bila Anda terpaksa harus tinggal bersama mertua, usahakan biar kekerabatan Anda dengan mertua mampu harmonis dan berjalan dengan baik, karena kalau terjadi pertengkaran, yang paling sengsara yakni suami Anda. Ia dijepit di tengah, di satu sisi istrinya sendiri, di sisi lain orang tuanya sendiri, ia tidak tahu harus membela siapa karena kedua yakni orang yang penting baginya. Tekanannya pasti akan sangat luar biasa. Nah, jikalau Anda mampu melaksanakan 4 poin di atas, maka yang berikut ini akan terasa lebih mudah.

Jika Anda mencintai suami Anda, jangan biarkan ia makan gorenggorengan. Masaklah kuah­kuahan, sayur­sayuran. Dengan mengkonsumsi makanan yang sehat, Anda akan menyadari kalau dulunya sang suami yang sering ketiduran, mengantuk, lesu, tiba­tiba menjadi lebih berenergi dan bersemangat!

Ajaklah suami berolahraga bersama, menyerupai marathon, jalan cepat, bersepeda, dan lain­lain. Anda juga boleh mengajaknya bepergian, itu juga termasuk. Perut suami yang semakin membuncit setelah menikah itu pasti akan jadi kempes dan sampai­sampai punya tenaga mampu menggendong Anda menyerupai dulu!

Dari hal­-hal kecil menyerupai ini, suami Anda akan sadar bahwa Anda benarbenar ikhlas menyayanginya, ia pun akan lebih memperhatikan kesehatannya dan lebih giat lagi untuk membuat Anda bahagia! Istrinya tidak pernah memperlihatkan ia beban, malah mengurangi bebannya. Ia akan sangat berterima kasih pada Anda.

Kita harus sadar bahwa yang mampu menemani kita hingga ke simpulan kehidupan bukanlah anak kita atau orang renta kita, melainkan pasangan kita. Merekalah yang akan mendampingi kita seumur hidup, hingga rambut bermetamorfosis putih, wajah penuh dengan kerutan, tangan bergemetar.

Ketika kita hidup hingga umur 70, 80, 90 tahun masih tetap ada pasangan yang menemani, tentunya kita tidak akan merasa kesepian. Anak kita pun mungkin sudah besar, sudah berkeluarga, punya kehidupannya sendiri, tidak mungkin mampu selalu tinggal di sisi kita menemani kita.

Saat itulah kita semua akan sadar, bahwa seberapa banyak harta maupun kesuksesan tidak mampu menggantikan seorang suami yang ikhlas mencintai kita dan menemani kita hingga ke akhirat. Seberapa mahal make­up atau hadiah yang diberikan untuk kita, tidak dapat dibandingi dengan tangan
suami yang menggandeng kita melihat matahari terbenam.

Jika Anda mencintai suami Anda, lakukanlah sekarang juga, lebih cepat, lebih baik. Waktu tidak menunggu siapapun. Ketika seseorang menyimpan begitu banyak beban, suatu hari pasti akan meledak juga. Hari demi hari jangan lupakan juga kesehatan Anda sendiri. Kesehatan dan kebahagiaan suami istri yakni kunci dari panjang umur dan keharmonisan berkeluarga. Semoga Anda sukses!




sumber: 

Sumber http://www.otoberita.co
Komentar

Tampilkan

Terkini